Saturday, 23 August 2008

Do we still have time?

Do we still have time?

Bismillah..

"15 hari lagi di Malaysia.."

Gulpp~ Terkesima seketika bila terlihat status ukhti di YM. Ukht itu akan pulang pada 7 h/b. Flight ku pada 11 h/b. Tak banyak bezanya. Hanya 4 hari. Apa yang dapat ku buat dalam masa 4 hari?! Ya Allah, masa ku tidak banyak lagi di sini. Jazakillah ukhti. Kerana dalam tak sedar kau mengejutkan aku yang terlena seketika.

Aku muhasabah kembali. Apa yang dah aku dapat? Lebih2 lagi apa yang dah aku lakukan?! Matlamat yang nak di capai pada cuti kali ini masih banyak yang tak selesai. Usaha ku macam mane? Huhu. Sangat menyedihkan....

Mengikut perkiraan ada dalam 18 hari lagi. Hmm banyak juga. Kalau aku maximisekan sepenuh waktu, I could make wonders! Bi iznillah. Kadang2 aku keliru. Adakah perlu untuk aku mempunyai harapan yang menggunung tinggi? Atau hanya perlu sekadarnya sbb takut tak terkejar cita2 yang melangit?

Alhamdulillah, masa KIBAR ustaz 'Atif buat tafsir surah Yusuf. Sangat menarik. Tak ↑pernah ku lihat ayat2 cinta ini daripada sudut yang disampaikan ustaz. Ia berhubung mimpi dan impian seorang nabi.

4. (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; ku lihat semuanya bersujud kepadaku"

Kalau kita ada mimpi yang baik, ia boleh menjadi sumber inspirasi kepada kita. Impian yang kita nak capai haruslah sesuatu yang jelas dan spesifik, benda yang dapat diukur. Lihat betapa terperincinya apa yang disampaikan nabi Yusuf kepada ayahnya; sebelas bintang, 1 matahari dan 1 bulan. Dan sesuatu impian kita belum cukup kuat selagi kita tak termimpi-mimpikan benda tu.

5. Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan) mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia."

Jika kita ada impian, seeloknya kita beritahu kepada seseorang. Seperti nabi Yusof kepada ayahnya yang juga murabbinya. Supaya orang ini sentiasa dapat guide dan tolong kita. Dan janganlah bercerita tentang impian kita pada orang2 yang kita rasa ada niat tak baik dan akan menghalang kita daripada mencapai impian tu. Dan ingatlah, sekiranya kita impikan benda yang besar, pasti ada halangan. Itu memang kita kene expect dari mula kita set impian tu. Never expect its going to be a smooth sail in the deep ocean.

So, apa impian kita??

Aku tak pandai nak impikan yang besar2 dan yang jauh2. Mungkin belum lagi. Buat masa sekarang, apa yang aku boleh impikan dan paling penting yang boleh dicapai b4 balik UK??

*Thinking*

Banyak benda boleh buat lagi! Jangan berputus asa ya walau tinggal sehari? Cuba bayangkan kalau Allah berkati setiap saat yang masih berbaki. InsyaAllah, banyak kerja boleh selesaikan.

Semoga Allah memberkati dan memudahkan kita semua utk mencapai apa yang diimpikan~







Monday, 11 August 2008

Tanda-tanda menunjukkan iman sedang lemah..

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman." (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." (Al-Baqarah: 74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur'an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main." (Tirmidzi, hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum'at dan lebih suka barisan shalat yang paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, "Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka." (Abu Daud, hadits nomor 679)

Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. "Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas."

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, "Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati." (As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca Al-Qur'an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.

Ketahuilah, Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. " (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, "Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.

Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman." (Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget!

Allah berfirman, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman:18)

"Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati kiamat, kecuali orang yang adil." (Shahihul Jami, 1420).

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, "Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan `Laa ilaaha illallah', dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan." (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw. ini, "Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya. " (Shahihul Jami', 2678)



www.dakwatuna. com