Bismillah..
Sebelum habis exam lagi nak post kan entri nie. Tak tau kenapa ade satu mase tue ape2 yg dibaca kebanyakan isu2 'panas' nie. Hmm mungkin persediaan untuk kamu2 yg dah nak grad kot.. ^_^
Moga bermanfaat..dengan izinNya~
Untuk Hawa: 5 bekal isteri aktivis dakwah
Daripada blog ummu jihad kat Manchester ;)
Copied from dakwatuna.com
Seorang aktivis dakwah membutuhkan istri yang ‘tidak biasa’. Kenapa? Karena mereka tidak hanya memerlukan istri yang pandai merawat tubuh, pandai memasak, pandai mengurus rumah, pandai mengelola keuangan, trampil dalam hal-hal seputar urusan kerumah-tanggaan dan piawai di tempat tidur. Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan, berbagai kepandaian dan ketrampilan itu adalah bekalan ‘standar’ yang memang harus dimiliki oleh seorang istri, tanpa memandang apakah suaminya seorang aktivis atau bukan. Atau dengan kalimat lain, seorang perempuan dikatakan siap untuk menikah dan menjadi seorang istri jika dia memiliki berbagai bekalan yang standar itu. Lalu bagaimana jika sudah jadi istri, tapi tidak punya bekalan itu? Ya, jangan hanya diam, belajar dong. Istilah populernya learning by doing.
Kembali kepada pokok bahasan kita. Menjadi istri aktivis berarti bersedia untuk mempelajari dan memiliki bekalan ‘di atas standar’. Seperti apa? Berikut ini adalah bekalan yang diperlukan oleh istri aktivis atau yang ingin menikah dengan aktivis dakwah:
1. Bekalan Yang Bersifat Pemahaman (fikrah).
Hal penting yang harus dipahami oleh istri seorang aktivis dakwah, bahwa suaminya tak sama dengan ‘model’ suami pada umumnya. Seorang aktivis dakwah adalah orang yang mempersembahkan waktunya, gerak amalnya, getar hatinya, dan seluruh hidupnya demi tegaknya dakwah Islam dalam rangka meraih ridha Allah. Mendampingi seorang aktivis adalah mendampingi seorang prajurit Allah. Tak ada yang dicintai seorang aktivis dakwah melebihi cintanya kepada Allah, Rasul, dan berjihad di jalan-Nya. Jadi, siapkan dan ikhlaskan diri kita untuk menjadi cinta ‘kedua’ bagi suami kita, karena cinta pertamanya adalah untuk dakwah dan jihad!
2. Bekalan Yang Bersifat Ruhiyah.
Berusahalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikan hanya Dia tempat bergantung semua harapan. Miliki keyakinan bahwa ada Kehendak, Qadha, dan Qadar Allah yang berlaku dan pasti terjadi, sehingga tak perlu takut atau khawatir melepas suami pergi berdakwah ke manapun. Miliki keyakinan bahwa Dialah Sang Pemilik dan Pemberi Rezeki, yang berkuasa melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki. Bekalan ini akan sangat membantu kita untuk bersikap ikhlas dan qana’ah ketika harus menjalani hidup bersahaja tanpa limpahan materi. Dan tetap sadar diri, tak menjadi takabur dan lalai ketika Dia melapangkan rezeki-Nya untuk kita.
3. Bekalan Yang bersifat Ma’nawiyah (mentalitas).
Inilah di antara bekalan berupa sikap mental yang diperlukan untuk menjadi istri seorang aktivis: kuat, tegar, gigih, kokoh, sabar, tidak cengeng, tidak manja (kecuali dalam batasan tertentu) dan mandiri. Teman saya mengistilahkan semua sikap mental ini dengan ungkapan yang singkat: tahan banting!
4. Bekalan Yang bersifat Aqliyah (intelektualitas).
Ternyata, seorang aktivis tidak hanya butuh pendengar setia. Ia butuh istri yang ‘nyambung’ untuk diajak ngobrol, tukar pikiran, musyawarah, atau diskusi tentang kesibukan dan minatnya. Karena itu, banyaklah membaca, rajin mendatangi majelis-majelis ilmu supaya tidak ‘tulalit’!
5. Bekalan Yang Bersifat Jasadiyah (fisik).
Minimal sehat, bugar, dan tidak sakit-sakitan. Jika fisik kita sehat, kita bisa melakukan banyak hal, termasuk mengurusi suami yang sibuk berdakwah. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan, membiasakan pola hidup sehat, rajin olah raga dan lain-lain. Selain itu, jangan lupakan masalah merawat wajah dan tubuh. Ingatlah, salah satu ciri istri shalihat adalah ‘menyenangkan ketika dipandang’.
Akhirnya, ada bekalan yang lain yang tak kalah penting. Itulah sikap mudah memaafkan. Bagaimanapun saleh dan takwanya seorang aktivis, tak akan mengubah dia menjadi malaikat yang tak punya kesalahan. Seorang aktivis dakwah tetaplah manusia biasa yang bisa dan mungkin untuk melakukan kesalahan. Bukankah tak ada yang ma’shum di dunia ini selain Baginda Rasulullah?
______________________________________________________________________
Untuk Adam: How to love your wife as a Muslim
Tuesday, 24 March 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
aslmkm..kak zaza,ingt saye lg tak,hajar?kite jumpe time daurah kt keramat ari tu..hihi..
salam rindu dari bumi anbiya' jordan..bile kak nk dtg cni??
Wsalam wbt hajar,
hajar,akak tak ingat sgt..aasif.. =(
tapi kan, ade tak kite amik gambar same2 aritue?if ade nnt akak bley check gambar kite..iAllah,akak ingat la bile tgk gambar awk ^_^
rindu akhawat jordan juge...jarang sgt jumpe org2 jordan..huhu..
bile nak pi jordan?hmm..*thinking*
bile hajar nak mai sini? *wink wink*
fi amanillah ukhti..
salaam..
wah!kak zaza ingt words yg saya ajar..'fi amanillah'..hehehe...
sy dlm prncangan kesana kak..nantikan trkhnya,hahaha..
ok,all the best kak..
kirim salam sisters sana..
wslmwbt
Post a Comment